PTK IPA PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH

PENELITIAN TINDAKAN KELAS
MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH DAPAT MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA

BAB I PENDAHULUAN




1.1 Latar Belakang
Proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah dasar seharusnya berorientasi pada siswa karena siswalah yang mengalami proses belajar melalui berbagai sumber belajar yuang dipakai oleh guru. Kemampuan guru dalam mengelolah berbagai sumber belajar inilah yang akan menentukan cara berpikir dalam kehidupan sehari-hari siswa sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa pada akhirnya siswa akan kembali ke kehidupan yang lebih luas baik di keluarga maupun masyarakat (Sanjaya, 2006:212).
Pembelajaran ilmu pengetahuan alam di sekolah dasar saharusnya menjadi wadah untuk mempersiapkan suswa agar dapat hidup di masyarakat yang lebih luas dengan baik dan benar, sehingga sekolah seharusnya tidak hanya menjadikan siswa itu hanya sekedar mencatat kemudian menghafal materi pelajaran tetapi harus melatih siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi ketika menemukan ilmu di sekolah atas kesenjangan yang sedang dihadapi sehingga melalui berbagai tahapan yang dialami terhadap masalah dengan membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu atas berbagai fenomena alam berdasarkan fakta dengan membantu mengembangkan kemampuan bertanya sehingga menemukan cirri-ciri esensial dari situasi kehidupan yang berbeda dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian cara berpikir siswa akan berkembang menjadi kritis, obyektif, dan kreatif dalam menghadapi berbagai kesenjangan yang terjadi.   Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri dan ilmiah agar dapat menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mampu mengkomunikasikannya sebagai aspek yang penting dalam mencapai keterampilan kecakapan hidup, oleh karena itu pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara lansung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada kelas IV SDN Lampah II Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik pada tanggal 5 Maret 2008 dan 10 Maret 2008, serta hasil wawancara pada tanggal 19 Maret 2008 terhadap guru kelas IV didapatkan hasil bahwa proses pembelajaran IPA dengan materi energi gerak masih mengalami kendala terhadap tingkat pemahaman konsep materi sehinga hasil belajar siswa belum maksimal.


IPA sebagai pemupukan sikap ilmiah seharusnya tidak hanya sekedar memahami konsep saja karena itu pemilihan berbagai strategi yang akan digunakan dalam proses pembelajarn akan turut menentukan tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Berdasarkan fakta tersebut maka pembelajaran berdasarkan masalah (PBM) menjadi salah satu cara mengatasi masalah tersebut, menurut Arends (1997) dalam Trianto (2007:68) Pembelajarn berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan masalah yang autentik dengan maksud menyusun pengertian mereka sendiri dengan mengembangkan inkuiri melalui proses berpikir sehingga dapat mengembangkan kemandirian dan rasa percaya diri yang tinggi. Masalah autentik dalam kehidupan sehari-hari akan menjadi sumber belajar siswa dengan harapan agar siswa tidak mudah putus asa dalam menghadapi masalah bahkan sudah siap menghadapi masalah yang serupa di masyarakat. Pembelajaran berdasarkan masalah akan membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir untuk memecahkan masalah yang dihadapi sehingga pola berpikir siswa akan terus meningkat, memahami peran orang dewasa atas bebagai kasus yang akan dikaji akan membantu siswa dalam memahami karakteristik orang lain ketika menghadapi masalah. Pembelajaran berdasarkan masalah memberikan kebebasan seluas-lusnya kepada siswa dalam menetukan alternatif pemecahan masalah berdasarkan berbagai sumber ilmiah yang ditemukan berdasarkan hipotesa masalah yang ada, sehingga tidak menutup kemungkinan siswa akan selalu berusaha memecahkan masalah yang dikaji.


1.2 Rumusan masalah
Secara umum permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana cara menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD? Masalah umum tersebut kemudian dijabarkan lebih terperinci menjadi masalah secara khusus sebagai berikut :
1. Apakah dengan menerapkan model pembelajarn berdasarkan masalah pada proses pembelajaran IPA dapat meningkatkan prestasi belajar siswa?
2. Bagamana cara mengatasi hambatan yang dialami dalam menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah?


1.3 Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka dapat dijabarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai sebagai berikut:
1. Tujuan umum Mendeskripsikan cara menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah dalam proses pembelajarn pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui cara menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah pada mata pelajaran IPA.
b. Mengetahui dan mengatasi berbagai kendala yang ada dalam penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah.
c. Meningkatkan keterampilan berpikir siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
d. Meningkatkan prestasi siswa karena masalah yang dikaji merupakan masalah autentik dalam kehidupan sehari-hari.


1.4 Manfaat penelitian
Berdasarkan judul penelitian yang diambil oleh peneliti maka manfaat yang diperoleh sebagai berikut:
1. Guru.  
a. Memotivasi siswa agar lebih kreatif dalam memanfaatkan masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber belajar.
b. Menambahkan wawasan guru tentang model pembelajaran berdasarkan masalah pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD.


2. Sekolah .
a. Sebagai tolak ukur dalam meningkatkan mutu kreatifitas siswa melalui pembelajaran inovatif.
b. Meningkatkan hasil belajar melalui pembelajaran yang menyenangkan.


3. Peneliti.
a. Menambah pengalaman tentang cara penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah.
b. Menambah pemahaman tentang cara penerapan model pembelajaran berdasarakan masalah pada mata pelajaran IPA.


1.5 Batasan masalah
Karena keterbatan yang dimiliki oleh peneliti dan banyaknya model pembelajaran yang dikembangkan oleh ahli pendidikan, maka peneliti membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut:
1. Penelitian hanya dilakukan pada siswa kelas IV SDN Lampah II kecamatan Kedamean
2. Penelitian hanya dibatasi pada penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah.
3. Penelitian hanya dibatasi pada mata pelajara IPA kelas IV dengan materi pokok penggunaan energi alternatif dalam kehidupan sehari-hari.
4. Penelitian hanya dibatasi pada hasil belajar siswa.


1.6 Hipotesis
Tindakan Berdasarkan kerangka teoritik yang ada, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah : “ Dengan menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah pada materi ajar penggunaan konsep energi alternatif melalui energi gerak (angin) dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN Lampah II Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik “.


BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
2.1.1 Pengertian pembelajaran berdasarkan masalah.
Menurut Dewey (dalam Ibrahim 2005:19) belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dan respon, sehingga merupakan hubungan antara dua arah yaitu belajar dan lingkungan. Pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi (Ratumanan, dalam Ibrahim 2005:20). Menurut Arends dalam Trianto (2005:66) pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan kepribadian yang mandiri dan percaya diri. Berdasarkan pengertian yang dipaparkan , pembelajarn berdasarkan masalah adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah autentik sebagai sumber belajar sehingga peserta didik dilatih berpikir tingkat tinggi dan mengembangkan kepribadian lewat masalah dalam kehidupan sehari-hari.


2.1.2 Landasan Teoritik dan Empirik


A. Landasan teori
a. Psikologi Kognitif Para ahli Psikologi Kognitif berpendapat bahwa seharusnya pembelajaran memusatkan pada proses berpikir bukan hanya sekedar perolehan hasil kognitif saja tetapi lebih pada keterampilan dalam memecahkan masalah sehingga pola berpikir siswa harus berkembang dari waktu ke waktu.
b. Kelas Demokrasi Dipelopori oleh Jhon Dewey mengemukakan bahwa sekolah seharusnya mencerminkan masyarakat yang lebih besar dari kelas. Kelas merupakan laboratorium untuk pemecahan masalah yang ada dikehidupan nyata. Dewey menyarankan agar guru memberi dorongan kepada siswa terlibat dalam proyek atau tugas yang berorientasi pada masalah dan membantu mereka dalam penyelidikan masalah. Pandangan Dewey ini kemudian diperkuat oleh Kill Patriek (1918, dalam Ibrahim 2005) yang mengemukakan bahwa pembelajaran di sekolah yang seharusnya bermanfaat dan tidak abstrak dan oleh Tols To’i (1967 dalam Ibrahim 2005) yang berpendapat bahwa seharusnya guru atau pengajar dituntut menangkap dan memahami nilai-nilai masyarakat dimana pembelajaran berlangsung.


B. Landasan empirik selanjutnya silahkan hubungi kontak kami

Related Post



2 komentar:

  1. Artikel yang keren Om admin, izin share info ya, PTK dan PKP LENGKAP SIAP PRINT di WWW.PKP-LENGKAP.COM atau Kontak 081318014989

    BalasHapus