PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN LINGKUNGAN SEKITAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu bidang studi yang di ajarkan di SD mulai kelas I sampai dengan kelas IV yang terdiri atas bidang kajian kewarganegaraan, geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Khususnya pada pelajaran Geografi, ditenggarai banyak siswa kelas 5 yang belum terampil membaca peta dan memaknai berbagai konsep geografi secara benar. Hasil identifikasi awal di temukan ada beberapa siswa di SDN Belahanrejo yang belum bisa membaca peta. Diantara siswa kelas 5 masih banyak yang salah ketika di tugasi membaca dan mengidentifikasi informasi melalui peta, dan memaknai pelajaran geografi sebagai mata pelajaran yang di hafal, bukan di pahami secara mendalam ( deep understanding ) untuk keperluan kehidupan nyata berkaitan dengan konsep ruang Tampaknya kita tidak dapat memungkiri bahwa pelajaran IPS merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Pemaknaan yang salah akan mengakibatkan motivasi belajar geografi siswa sangat rendah. Tentunya akan memberikan dampak akademik dalam bentuk hasil belajar Pengetahuan Sosial ( geografi ) siswa juga rendah
Informasi yang dapat di peroleh melalui peta, diantaranya ; (1) letak suatu tempat, misalnya letak desa,kecamatan atau kota. (2) Jalur transportasi yang tersedia untuk menuju suatu tempat ke tempat yang lain. (3) Tempat-tempat penting, misalnya; rumah sakit, tempat wisata, (4) Letak sungai, gunung atau danau dan sebagainya.
Melalui membaca peta, ada beberapa aspek yang perlu dikembangkan pada diri siswa, diantaranya adalah tanggap terhadap lingkungan sekitar, kemampuan menganalisis suatu tempat, dan berkomunikasi melalui peta. Konsep-konsep geografi yang perlu di pahami siswa secara mendalam adalah hasil wawancara peneliti dengan guru mata Pelajaran Pengetahuan Sosial SDN Belahanrejo, dijelaskan bahwa anak-anak kelas 5 ada 72,5 % dari 14 siswa masih sulit membaca peta, lebih-lebih jika di suruh menceritakan tentang informasi yang dapat di peroleh melalui peta. Mereka belum dapat menjelaskan berbagai hal yang dapat di peroleh melalui membaca peta.
Kecenderungan bahwa guru hanya berkomunikasi dan berinteraksi satu arah dalam pembelajaran, yaitu antara siswa dengan guru atau sebaliknya. Sementara komunikasi antara siswa dengan siswa frekwensi di berdayakannya sangat rendah. Disisi lain guru belum optimal memberdayakan lingkungan alam sekitar siswa. Sebagai media pembelajaran geografi. Dampak yang dijumpai dalam masyarakat, diantaranya adalah siswa cenderung kurang akrab bahkan apatis dengan masyarakat dan lingkungan sekitar dengan berbagai aspek yang ada di alam sekitar.Suatu contoh, siswa masa bodoh dengan keikut sertaan melestarikan fungsi sungai yang ada di depan rumahnya. Mereka menganggap sah-sah saja membuang sampah di sungai. Kondisi inilah yang memicu siswa kurang berkembang kemampuan berfikir kritis. Strategi pembelajaran yang di pilih guru kurang memotivasi belajar siswa . Selain itu ada beberapa potensi siswa, dan penataan lingkungan yang belum dioptimalkan oleh guru. Potensi tersebut, antara lain : (1) belajar kooperatif, dan (2) kemampuan berfikir kritis. Sedangkan penataan lingkungan belajar yang belum di optimalkan adalah : (1) lingkungan belajar yang menyenangkan, dan (2) lingkungan belajar alam sekitar.
Tujuan pembelajaran yang diinginkan tentu yang optimal, untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pendidik, salah satu diantaranya yang menurut penulis penting adalah metode mengajar.
Sebagai seorang guru yang profesional harus berusaha memperbaiki pembelajaran. Berkenaan dengan hal itu, maka dengan memperhatikan berbagai konsep dan teori belajar diterapkan metode inkuiri pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas SDN Belahanrejo.
Pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir analitik dan kritis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.Silberman (2004:126 ) “menyimpulkan siswa akan cenderung mengingat suatu pengetahuan tentang materi pelajaran yang belum pernah dibahas sebelumnya jika mereka dilibatkan semenjak awal dalam pengalaman belajar. peserta didik tidak menerima begitu saja ide-ide dari orang lain.
Mereka membangun sendiri dalam fikiran mereka tentang peristiwa alam dari apa-apa yang mereka dapatkan sebelum sekolah dan saat di sekolah ( Iskandar 1991:21 ). Mengingat pentingnya masalah tersebut maka dalam rangka memperoleh hasil belajar siswa yang lebih baik, dilakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan metode Inkuiri dalam pembelajaran Ilmu Pembelajaran Kontekstual adalah pembelajaran yang sangat memungkinkan siswa untuk memperkuat, memperluas dan menerapkan pengetahuan dan ketrampilan akademisnya dalam berbagai latar sekolah dan di luar sekolah untuk memecahkan suatu bahkan seluruh persoalan yang ada dalam dunia nyata. Memaknai konsep ini berarti pembelajaran kontekstual menekankan berfikir tingkat tinggi, transfer pengetahuan dan disiplin ilmu dan mengumpulkan, menganalisis, dan menyintesiskan informasi dan data dari berbagai sumber dan sudut pandang. Kemampuan ini dapat di miliki oleh siswa jika dirinya memperoleh pemahaman secara mendalam (deep Understanding ) terhadap yang telah di pelajarinya, diantaranya adalah ketrampilan membaca peta.
B. Perumusan dan Pemecahan Masalah
1. Rumusan Masalah
Upaya untuk memperbaiki pembelajaran, adalah kewajiban bagi semua dosen dan guru baik dari sisi pembelajaran maupun dari sisi siswa. Berkaitan dengan permasalahan yang ingin di pecahkan, maka rumusan masalah yang di pecahkan melalui penelitian sebagai berikut :
“ Bagaimanakah tingkat hasil belajar Pengetahuan Sosial (Geografi) siswa kelas 5 SDN Belahanrejo dengan di kembangkan pembelajaran kontekstual dengan pembelajaran lingkungan sekitar.”
2. Ruang Lingkup Penelitian
Yang menjadi ruang lingkup penelitian ini meliputi :
a. Subyek Penelitian adalah siswa kelas 5 SDN Belahanrejo Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik, Subyek ini sengaja di pilih karena pada semester gasal ini, ada indicator belajar Pengetahuan Sosial yang akan dicapai yaitu Pembagian wilayah waktu.
b. Batasan masalahdalam hal ini Indikator peningkatan hasil belajar geografi : (a) Terampil mencari informasi dalam peta, (b) terampil menganalisis peta sebagai sumber informasi, dan (c) terampil memberikan potensi masyarakat dari sudut pendidikan, ekonomi, yang di temukan selama pembelajaran.
3. Pemecahan Masalah
a. Identifikasi alternatife Tindakan
Permasalahan pembelajaran geografi di SDN Belahanrejo, Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik khususnya yang berkaitan dengan kemapuan siswa membaca peta dan menganalisis potensi masyarakat yang ada di sekitar siswa dapat di optimalkan dengan membelajarkan siswa menyatu dengan lingkungan alam sekitar. Artinya siswa akan dapat menemukan sendiri dan memaknai terhadap yang di temukan di sekitar lingkungannya yang di pecahkan melalui pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran.
Model pembelajaran ini sangat cocok dengan permasalahan geografi yang ingin di pecahkan. Selama pembelajaran berlangsung, siswa di bekali dengan peta yang di tunjukkan dalam peta.
c. Cara pemecahan masalah
Perbaikan hasil belajar pengetahuan Sosial melalui tindakan Pembelajaran Kontekstual dengan media pembelajaran Lingkungan alam sekitar ini direncanakan dilaksanakan dua siklus, yang dirancang dua atau tiga kali pertemuan.
d. Indikator Keberhasilan tindakan, dapat di temukan adanya perubahan pada siswa dalam hal : (1) tim (kelompok) 80% dapat memecahkan masalah konsep geografi yang di kemas dalam bentuk kuis dan permainan, (2) 80% benar dalam mendeskripsikan suatu perjalanan yang dipandu oleh peta dengan beberapa alternative pemecahan,
Penelitian ini bertujuan :
1. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa SDN Belahanrejo pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang menerapkan Pembelajaran Kontekstual dengan pembelajaran lingkungan alam sekitar..
2. Mendeskripsikan tingkat kemapuan siswa dalam pembelajaran membaca peta dan pemahaman konsep-konsep geografi yang terkait dengan di kembangkan pembelajaran kontekstual dan media pembelajaran dengan lingkungan alam sekitar.
B. Manfaat Penulisan
1. Bagi Sekolah
Sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan sekolah untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada guru tentang metode inkuiri. Selain itu dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan guru untuk menggunakan Pembelajaran kontekstual dengan lingkungan alam sekitar.
dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar.
3. Bagi Siswa
Dapat memberikan pengalaman belajr yang baru bagi siswa dalam upayah mencapai tujuan belajar, dan mengasah keterampilan dalam menemukan dan membentuk konsep secara individi maupun melalui bimbingan guru.
C. Penjelasan Istilah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang ada dan untuk menghindari kesalahan penafsiran maka diberikan penegasan istilah sebagai berikut.
1. Pembelajaran Kontekstual adalah pembelajaran yang sangat memungkinkan siswa untuk memperkuat, memperluas dan menerapkan pengetahuan dan ketrampilan akademisnya dalam berbagai latar sekolah dan di luar sekolah untuk memecahkan suatu bahkan seluruh persoalan yang ada dalam dunia nyata.
2. Hasil Belajar
Pada hakikatnya belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktifitas belajar walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk dalam kategori belajar ( Sudjana, 1989:29 ).
Hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan Tes hasil belajar produk yaitu untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang diukur dengan menilai ketuntasan siswa terhadap TPK.
3. Keaktifan
Keaktifan merupakan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Yang diketahui melalui pengamatan dengan menggunakan indikator keaktifan siswa.
4. Respon
Respon yang dimaksud merupakan tanggapan yang diberikan siswa terhadap pembelajaran IPS. Data respon didapat melalui pemberian agket.
D. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, batasan masalah yang diambil oleh penulisan adalah sebagai berikut :
1. Mata pelajaran yang diajarkan dalam pelaksanaan penelitian adalah Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar kelas V semester genap dalam pokok bahasan Pembagian Wilayah Waktu untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan standar ketuntasan individual dan klasikal.
2. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas V SDN Belahanrejo kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Ilmu Pangetahuan Sosial
Kajian pustaka ini dimaksudkan memberikan landasan teoritis terhadap penelitian Tindakan kelas yang di pecahkan yang berkaitan dengan : (a) Pembelajaran Kontekstual, (b) Pembelajaran Pengetahuan Sosial, (c) Media pembelajaran Lingkungan alam sekitar, dan (d) keterkaitan Pengetahuan social, Pembelajaran kontekstual, dan lingkungan alam sekitar.
B. Definisi Belajar dan Pembelajaran
Usman (2006:5) menyatakan bahwa “Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu lain dengan lingkungannya”.
Ahmadi (1997:17) menyatakan bahwa “belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan”. Ini artinya tujuan kegiatan belajar ialah perubahan tingkah laku baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segala aspek pribadi.
Burton (dalam Usman, 2006:5) menyatakan “Learning is a change in the individual due to instruction of that individual and his environtment, with fell a need and make him more capable of dealing adequqtely with his environment”. Dalam pengertian ini ada kata change yang artinya perubahan. Ini menunjukkan bahwa setelah mengalami proses belajar seseorang akan mengalami perubahan baik aspek pengetahuan, keterampilan, maupun aspek sikapnya.
Gerson (2004 : 2) menyatakan bahwa belajar dapat diartikan sebagai suatu tahapan aktifitas yang menghasilkan perubahan perilaku dan mental yang relative tetap sebagai bentuk respon terhadap suatu situasi atau sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktifitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku dari pembelajar. Belajar dapat terjadi dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subyek didik atau pembelajaran yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subyek didik atau pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien
( Direktorat jenderal pendidikan dasar dan menengah 2003:9).
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
(http://id.wikipedia.org/wiki/2006). Dilain pihak Gerson (2004:3) menyatakan bahwa “ Pembelajaran diartikan sebagai upaya menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa dapat belajar.
C. Pembelajaran Kontekstual
selanjutnya silahkan menghubungi kontak kami via email
PTK SD IPS konstektual
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar