PTK NON EKSAKTA

LAPORAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
MELALUI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
MATA PELAJARAN NON EKSAKTA


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Dari hasil kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN 4 Slempit yang dilaksanakan tanggal 7 Maret 2009, nilai evaluasi yang diperoleh dari 24 siswa sebagai berikut : 5 siswa mempunyai tingkat penguasaan materi sebesar 60%, 5 Siswa mencapai tingkat penguasaan materi sebesar 70% sedangkan sisanya tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran kurang dari 60%.
Untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran Bahasa Indonesia peneliti mencoba menyunsun dan melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Disamping itu untuk tujuan perbaikan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya masalah pemahaman unsur – unsur intrinsic dalm karya satra. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini juga ditujukan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PDGK 4501) pada Program S1 PGSD Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unioversitas Terbuka.

Laporan ini peneliti susun berdasarkan catatan yang peneliti buat ketika merancang kegiatan perbaikan pembelajaran, selama melaksanakan perbaikan, selama mengadakan observasi dan selama melaksanakan diskusi denagn teman sejawat yang telah membantu pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini peneliti laksanakan dalam II siklus PTK dengan bagan sebagai berikut :


gambar


Keterangan :
M : Merencanakan
L : Melaksanakan
R : Refleksi
Laporan yang peneliti buat ini memuat pendahuluan, perencanaan dan pelaksanaan perbaikan pembelajaran, temuan ( hasil yang diperoleh serta kesimpulan dan saran tindak lanjut).
1. Identifikasi Masalah
Ketika peneliti mengadakan kegiatan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan indicator mengidentifikasikan unsur – unsur cerita yang pelaksanaannya pada tanggal 28 Februari 2009 menunjukkan hasil nilai evaluasi 24 siswa adalah sebagai berikut : nilai tertinggi yang diperoleh 80 dari nilai 100 hanya 2 siswa yang berhasil, Nilai terendahya adalah 40 dari 100 dipewroleh 3 siswa dan nilai –nilai rata ratanya 56,25 dari nilai 100.
Melihat hasil penelitian tersebut akhirnya peneliti minta bantan teman sejawat dan supervisor utuk mengidentifikasi masalah yang menjadi penyebab kekurangan dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Dengan hasil diskusi dengan teman sejawat dan supervisor bisa terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam kegiatan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia yang peneliti laksanakan yaitu :
a. Siswa tidak bisa menentukan unsur cerita dengan benar.
b. Siswa kurang merespon kegiatan pembelajaran.
c. Siswa merasa kurang terlibat dalm pembelajaran bahasa Indonesia.


2. Analisis Masalah
Melalui diskusi dengan supervisor dan teman sejawat diketahui bahwa faktor penyebab dari kurangnya siswa menyenangi pelajaran bahasa Indonesia :
a. Kurangnya pemakaian bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
b. Pelajaran bahasa Indonesia sulit dihafalkan kerena membutuhkan pemahaman dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Pemilihan metode guru dalam mengajar yang tidak sesuai.
B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas peneliti menetapkan masalah yang menjadi fokus perbaikan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah :
“ Bagaimana anak merasa terlibat dan bisa menyenangi pelajaran bahasa Indonesia?”.
C. Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitian di sini terkait dengan tujuan perbaikan pembelajaran. Di rumusan masalah sudah dijelaskan bahwa yang menjadi fokos perbaikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas V. khususnya dalam indikator mengidentifikasi unsur cerita adalah :
- Anak bisa menyenangi terhadpa pelajaran bahasa Indonesia.
- Anak bisa mengidentifikasi unsur – unsur cerita dengan benar.
D. Manfaat Penelitian.
Kalau peneliti sudah melaksanakan perbaikan pembelajaran tentang unsur – unsur cerita, maka besar manfaatnya dalam perolehan hasil evaluasi pembelajaran selanjutnya. Jadi manfaat penelitian ini yaitu dengan keterlibatan siswa secara langsung siswa akan menyenangi dan bisa mengidentifikasikan unsur – unsur sebuah cerita secara benar.
 E. KAJIAN PUSTAKA
Rencana perbaikan pembelajaran itu selalu berkaitan. Jadi rencana perbaikan pembelajaran siklus II yang dilaksanakan oleh peneliti di sini pada garis besarnya merupakan ulangan pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I yang belum mencapai target yang diterntukan oleh peneliti.
Dengan demikian rencana perbaikan pembelajaran masih dengan indikator yang sama, Cuma metodenya yang berbeda. Pada rencana pembelajaran sebelumnya guru kurang berhasil dalam evaluasi karena cara menjelaskan unsur – unsur cerita dari sebuah cerita hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan pemberiann tugas bahkan tanpa menggunakan media apapun, dengan demikian siswa kelihatan kurang merespon dan hasil akhirnya juga sangat jelek, untuk itu peneliti mencari penyebabnya.
Menurut Hendro Juono (2004), biasanya experiental learning meliputi 5 tahapan yaitu tahap pengantar, tahap kegiatan tahap definiting ( diskusi ) tahap rangkuman dan tahap evaluasi.
Menurut Hoover (1990) mengungkapkan bahwa Experiental Learning terjadi apabila siswa secara pribadi bertanggung jawab atas proses pengetahuan, keterampilan atau juga sikap yang ditandai oleh taraf keterlibatan sangat aktif, baik secara kognitif maupun psikomotorik.
Alasan peneliti memilih metode ini adalah terlibatnya siswa sangat, siswa berperan langsung dalam pembelajaran dan menyenangkan.
Materi pembelajaran, sama seperti pada siklus I, sedangkan kegiatan pembelajaran pada kegiatan inti ada perubahan seperti yang tercantum dalam rencana perbaikan pembelajaran siklus II.







BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

 
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Pelaksanaan : Kelas V SDN 4 Slempit Kec. Kedamean
Kab. Gresik
Waktu Pelaksanaan : Tanggal 7 Maret 2009
(Pelaksanaan Siklus I)
Tanggal 21 Maret 2009
(Pelaksanaan Siklus I)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia.
Kelas / Semester : V / 2
B. Prosedur Pelaksanaan
a. Prosedur Umum
Kegiatan perbaikan pemberlajaran dilaksanakan peneliti dengan bantuan oleh Bapak Kusnan selaku teman sejawat yang bertugas mengamati dan mengumpulkan data selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Secara garis besar langkah – langkah pembelajaran yang ditempuh dalam kegiatan perbaikan pembelajaran adalah sebagi berikut :
1. Mengadakan apresepsi.
2. Menjelaskan materi yang akan didiskusikan.
3. Diskusi kelompok pembagian peran.
4. Bermain peran.
5. Menyimpulkan materi pelajaran.
6. Memberi Pekerjaan Rumah (PR) sebagai tindak lanjut.
b. Prosedur Khusus
Sesuai dengan masalah yang dihadapi dalam kegiatan penbelajaran “Bahasa Indonesia” bagaimana anak bisa merasa terikat dan menyenangi pelajaran bahasa Indonesia? maka pada siklus I kegiatan perbaikan pembelajaran khusus menjadi perhatian dalam perbaikan perbaikan pembelajaran adalah meningkatkan penguasaan siswa dalam memahami sebuah cerita dalam percakapan dengan cara siswa mengamati gambar percakapan dan anak memerankan seolah-olah siswa melakukan percakapan tersebut.
Pada siklus II kegiatan perbaikan pembelajaran masih mengacu pada tujuan perbaikan siklus I, namun di sini siswa lebih diaktifkan, karena siswa pada kegiatannya melakukan metode bermain peran, seperti pada teks percakapan, karena dengan bermai peran secara langsung oleh siswa, siswa lebih mudah mengidentifikasikan unsur-unsur cerita dengan benar.
C. Pengumpulan Data dan Refleksi


lebih lengkap silahkan menghubungi lewat kontak kami 

Related Post



Tidak ada komentar:

Posting Komentar